Metamorfosis Manusia


Ada ungkapan yang berkata, bermetamorfosislah seperti kupu – kupu karena makhluk cantik tersebut berasal dari makhluk yang buruk rupa, yaitu ulat. Saya setuju sih dengan pendapat itu walau tidak setuju 100%. Mengapa?

Ketidaksetujuan saya karena jika perumpamaan untuk bermetamorfosis seperti kupu – kupu hanya untuk kehidupan di dunia ini maka saya tidak bisa melihat fase kepompong dalam kehidupan manusia seperti fase kepompong dalam kehidupan kupu – kupu yang mana saat ulat berubah menjadi kepompong, mereka tidak melakukan apapun. Sedangkan manusia itu selama hidupnya akan penuh dengan cobaan yang harus dilampaui untuk menjadikannya lebih baik lagi.

Sebaliknya, saya menyetujui ungkapan tersebut saat melihat manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Mengapa? Pertama, saat manusia lahir ke dunia dapat diumpakan sebagai telur. Selanjutnya dalam kehidupannya, manusia mirip dengan ulat yang buruk rupa. Ulat mengalami banyak rintangan dan mengumpulkan banyak enegi –dengan cara makan- agar  dia bisa tetap hidup dan menjadi kepompong pada saatnya nanti. Begitu pula seorang manusia. Mereka selama hidupnya diuji dengan banyak cobaan hidup dan mengumpulkan banyak kebaikan untuk menolong mereka di suatu hari nanti. Saat ulat menjadi kepompong adalah waktu dimana mereka tertidur tanpa melakukan apapun dan menunggu waktu untuk berubah menjadi kupu – kupu yang sangat cantik. Dengan pengertian tersebut, maka pendapat saya tentang fase kepompong pada manusia adalah saat manusia itu mati dan menunggu datangnya hari kiamat. Dan saat hari kiamat itu datang, barulah disitu kepompong – kepompong itu perlahan – lahan akan menjelma menjadi kupu – kupu yang cantik.

Jadi menurut saya, metamorfosis manusia khusus  untuk kehidupan di dunia, saya katakan itu mirip metamorfosis tidak sempurna, artinya tanpa melewati tahapan kepompong atau sejenis dengan metamorfosis katak dan belalang.

Comments

Post a Comment

Popular Posts