Ceritanya Kepikiran: Tentang Manusia

sumber gambar: detikfinance

Gambar diatas hanyalah hitung-hitungan secara ekonomi, yang saya bilang itu cuma satu sisi saja. Bagaimana dengan sisi yang lain? Apalagi kita, adalah jenis manusia yang punya agama, punya norma-norma yang mengikat sesuai dengan adat dan budaya Timur. Hasilnya? akan lebih mahal lagi untuk punya anak.

Manusia menurut saya adalah kumpulan bermacam-macam variabel yang sejak dini telah dikontrol dan dibentuk oleh manusia lain dan lingkungannya. 
 
Jika kita melakukan penelitian terhadap benda mati, yang jika telah kita kontrol variabelnya, kita akan merasa agak tenang untuk melanjutkan penelitian tersebut dan telah dapat memperkirakan bahwa kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Akan tetapi untuk manusia akan sangat berbeda karena .sebaik apapun kita mengontrolnya, masih akan kemungkinan terjadi penyimpangan hasil.
 
Mengapa?
 
Karena manusia mempunyai akal yang saya pikir tidak akan mudah untuk orang lain bisa mengontrolnya.  
 
Selain itu, manusia juga mempunyai nafsu. Nah, ini juga salah satu penyebab terjadinya penyimpangan hasil secara besar-besaran.
 
Menurut Imam Al-Ghazali,"Hal yang paling besar di dunia adalah hawa nafsu" *poin ke 4*
 
Jadi, sekencang-kencangnya orang tua kita mengontrol kita, masih ada kemungkinan kita akan lepas kontrol. Contoh kecilnya adalah orangtua kita tidak akan mengajarkan dan memperkenalkan kita untuk mencontek tugas sekolah, tapi apakah kita sama sekali tidak kenal istilah mencontek? Jujur saja karena saya pun begitu. Orang tua saya tidak pernah mengajarkan, memperkenalkan, memberitahu cara mencontek tapi pada kenyataannya terkadang saya mencontek. Pinter kan kita? tanpa diajarkan bisa sendiri, hanya karena melihat lingkungan. Itulah yang bagi saya adalah penyimpangan variabel.
 
Untuk soal ketaatan beragama pun sama. Saya yakin bahwa sebagian besar dari kita pasti sudah diberikan/dikenalkan pada pendidikan agama oleh orangtua sejak kita masih kecil, apapun agama anda. Harapan orang tua saat memberikannnya adalah agar kita menjadi orang yang baik dalam beragama. Akan tetapi kenyataannya adalah tidak semua akan jadi orang baik dalam beragama. Sebagai contoh, untuk yang muslim, kita tahu shalat itu wajib hukumnya, tapi masih kan kita terkadang menundanya? Yah, saya pun terkadang begitu walau saya tahu itu bukan hal yang baik.
 
Jadi dari uraian diatas, sejujurnya saya jadi kepikiran saat melihat anak-anak dan balita. Bagaimana agar bisa mendidik mereka jadi manusia-manusia yang sebaik mungkin dengan begitu banyak faktor pengganggu?! 
 
Saya yakin pasti akan dijawab dengan pendidikan agama. Saya setuju. Akan tetapi, yang paling penting bagi kita adalah bagaimana memperbaiki diri kita terlebih dahulu sebelum mendidik dan memperbaiki manusia lain. Dan ketika kita telah dalam fase mendidik dan memperbaiki manusia lain, pastikan diri kita juga tetap dalam keadaan belajar memperbaiki diri karena belajar tidak akan pernah ada habisnya.
 
 
Sekian.
 
 
 
NB: maaf, bagi anda yang bingung membaca tulisan saya karena saya belum baik dalam menyusun kata sehingga menjadi kendala dalam penulisan.u

Comments

Popular Posts