SAAT MOTIVATOR TIDAK LAGI DIBUTUHKAN


Satu pertanyaan yang patut dipertanyakan mengenai judul diatas adalah akankah hal tersebut akan terjadi mengingat fenomena motivator yang sedang booming di dunia ini? Mengapa saya berkata di dunia, bukan di Indonesia? Karena pada kenyataannya manusia di belahan dunia manapun memang sedang banyak membutuhkan seseorang yang berprofesi sebagai motivator. Mengapa demikian? Saya pikir profesi ini muncul sebagai akibat kurangnya kesadaran diri untuk membahagiakan diri sendiri terutama untuk kebahagiaan batin.


Apa sih kebahagiaan batin? Untuk saya pribadi, kebahagiaan batin adalah suatu keadaan dimana batin kita terbebas dari semua rasa yang negatif dan hanya ada rasa positif yang menyelimutinya.


Jadi pertanyaannya adalah mengapa banyak manusia yang perlu motivator untuk membahagiakan batin mereka? Jawabannya mudah, karena banyak diantara mereka yang tidak pernah meluangkan waktunya untuk duduk dan merenung tentang apa dan siapa mereka, tentang pengalaman hidup mereka, tentang apa – apa saja yang telah mereka alami hari ini, tentang apa saja yang telah mereka terima dari orang lain dan apa yang telah mereka berikan kepada orang lain.


Oleh karena itu jika setiap manusia mau merenung dan mensikapi segala sesuatu yang terjadi disekitar mereka dengan positif maka saya kira motivator sudah tidak diperlukan lagi karena setiap orang telah mengetahui apa yang terbaik baginya dan langkah apa yang dapat dia ambil untuk kelangsungan hidupnya.


Selain itu salah satu faktor yang penting dan sebenarnya justru faktor yang paling penting  dalam menentukan kebahagiaan batin adalah faktor kedekatan kita dengan Tuhan dan kesadaran kita sebagai seorang makhluk.
Kesadaran manusia sebagai seorang makhluk ini, sekarang ini saya rasa semakin tipis. Mengapa demikian? Misal, kita,manusia saat ini dengan mudahnya membenci orang lain yang tidak kita sukai dan tidak mau memaafkan kesalahan yang orang lain buat kepada kita. Disini terlihat bahwa manusia tidak menyadari diri bahwa dirinya adalah makhluk karena mereka merasa berkuasa atas orang lain, misal,saling mempengaruhi orang lain untuk saling membenci. Sebenarnya sadarkah anda jika Tuhan itu Maha Pengampun, Maha Pemaaf tapi mengapa kita yang CUMA makhluk ini punya rasa benci dan dendam yang terpelihara? Tidak malukah anda?


Tidak beratkah hati anda membawa semua kebencian, kemarahan, ketidak-ikhlas-an, kedengkian, iri hati dan segala perasaan negatif? Tidak sempitkah? Tidak penuhkah? Saya yakin jawabannya IYA. Tapi mengapa manusia masih belum bisa melepaskannya dan lebih suka membawanya bersama langkahnya?


Saya yakin jika anda bisa melepaskan itu semua dan mengisi hati anda dengan perasaan – perasaan yang positif dan menambah kedekatan anda dengan Tuhan maka anda tidak lagi membutuhkan motivator dan jikalau masih membutuhkan maka segala tindakan dan pemikiran anda akan sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh sang motivator. Dan yang pasti, hati anda akan terasa damai dan lapang.



*tulisan ini ditulis bukan untuk menggurui, hanya menuangkan apa yang ada dalam benak saya dan maaf jika ada susunan kata dan tata bahasa yang tidak rapi*

Comments

Popular Posts